Showing posts with label Bisnis online. Show all posts
Showing posts with label Bisnis online. Show all posts

Thursday, May 1, 2014

Cara Merintis bisnis baru



Menjadi karyawan bertahun-tahun nyatanya tak memberikan Anda kepuasan, lantaran hasrat begitu menggebu untuk menjadi wirausahawan. Apa pun pilihan profesi Anda, karyawan atau wirausahawan, jangan gegabah dalam mengambil keputusan. Dari setiap keputusan yang Anda pilih akan ada harga yang harus dibayarkan.

Valentino Dinsi, dalam bukunya "Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian," memberikan dua resep bagi Anda yang bosan menjadi karyawan, dan ingin segera beralih profesi dan memulai bisnis:

1. Cuti menyiapkan bisnis
Ambil cuti di luar tanggungan perusahaan, 6 bulan sampai dua tahun setelah siap mental, finansial, dan sebagainya. Dengan syarat setelah mengambil cuti di hari pertama berarti bisnis sudah harus berjalan. Jika usaha berkembang, maka Anda dapat memutuskan untuk keluar dari kantor. Namun jika gagal, Anda bisa kembali bekerja sambil menyiapkan mental, modal, dan mengevaluasi kesalahan untuk melakukan bisnis kembali pada suatu saat.

2. Siapkan manajemen
Sambil bekerja, Anda bisa memulai membangun bisnis impian. Percayakan kepada orang terdekat mengenai pengelolaan bisnis. Namun untuk keuangan, Anda harus kontrol langsung.

Pada saat hasil dari bisnis sampingan sudah menyamai gaji di kantor, maka Anda berhak mempertimbangkan untuk keluar. Perhitungannya seperti ini, dengan bekerja penuh waktu 160 jam selama satu bulan, gaji Anda hanya Rp 1 juta. Sedangkan melalui bisnis sampingan paruh waktu, Anda bisa berpenghasilan dua kali lipat dari pendapatan Anda saat  ini.

"Seorang entrepreneur bukan seorang gambler (penjudi) atau risk avoider (orang yang selalu menghindari risiko). Melainkan seorang risk taker, risk calculator, yaitu orang yang berani mengambil dan menghitung risiko," tandas Valentino

Saturday, April 12, 2014

Tiga Model Bisnis Online yang Paling Sering Digunakan


Cerita perjalanan seseorang dalam membangun sebuah bisnis tak pernah sama, masing-masing orang berbeda. Ada yang dirancang dengan matang dari awal, tapi ada juga yang berawal dari iseng-iseng justru berlanjut dan berumur panjang. Untuk kasus yang terakhir Darren Suciono adalah contohnya.

"Saya ini tersesat di jalan yang benar," katanya seperti dikutip dari myoyeah Senin (3/3/2014).
Pria kelahiran 25 tahun lalu ini sekarang menggeluti bisnis search engine optimization (SEO), satu proses untuk meningkatkan volume dan kualitas lalu lintas kunjungan website melalui mesin pencari.
Ia mengatakan  tersesat, karena bisnis yang ia geluti sekarang tak ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan yang telah dia selesaikan yaitu Teknik Industri.
Perkenalannya dengan dunia internet secara intens dimulai ketika dia menjalankan bisnis online di bangku kuliah. Saat kuliah Darren berbisnis online mulai dari pulsa, alat kesehatan hingga aksesori mobil.

Dari bisnis inilah kemudian dia belajar SEO dari temannya. Setelah menguasai dasar SEO dan merasa tertarik, Darren kemudian memperdalam ilmu tentang SEO secara otodidak.
Ketika dia lulus dari President University pada 2010 Darren mengajukan diri untuk membantu bisnis penyewaan alat berat dan jual beli aspal yang dikelola pamannya. Dia kemudian membantu membuatkan website usaha penyewaan alat berat dan aspal tersebut. Dia mempraktekkan ilmu SEO yang sudah dia dapatkan. Dan dia cantumkan nomor ponselnya di website tersebut.
Setelah pembuatan website tersebut ternyata ponsel Darren banjir telepon menanyakan penyewaan alat berat maupun jual beli aspal. Hal tersebut mengherankan pamannya. Ternyata pembuatan web bisa berpengaruh begitu besar. Tapi Darren tidak terlalu kaget.

Dia menerangkan kepada pamannya bahwa yang membuat bisnis penyewaan alat beratnya cepat dikenal orang bukan karena pembuatan website. Tapi pemanfaatan SEO agar website tersebut ada di halaman pertama mesin pencari dan orang yang membutuhkan mengunjunginya.

Kesuksesan menggarap website bisnis keluarganya tersebut memunculkan sebuah ide. Dia bertekat mengembangkan kemampuannya untuk menggarap SEO sebagai sebuah bisnis. Dia kemudian menawarkan hal tersebut kepada kenalannya yang memiliki dealer sepada motor di Cengkareng. Dari situ kemudian disepakati untuk menggarap SEO website dealer tersebut.

Dan hasilnya ternyata luar biasa. Dari kunjungan perbulan hanya ratusan orang, setelah SEO dikerjakan oleh Darren traffic-nya meningkat lebih dari 200 ribu perbulan. Klien pertama tersebut merasa puas dan membuka pintu rezeki bagi Darren. Sang klien mereferensikan www.advertise.co.id kepada saudaranya yang juga mempunyai usaha.

Darren pun mendapatkan promosi gratis sekaligus klien baru tanpa perlu susah-susah mencarinya. Kejadian itu tidak terjadi sekali saja. Beberapa kali ia mendapatkan klien baru dari referensi dari klien lama. Lantas apa yang membuat klien dari Darren rela memberikan referensi kepada orang lain? Jawabnya adalah kepuasan.

"Jarang klien menghubungi saya. Saya yang aktif menghubungi mereka. Saya selalu memantau traffic mereka dan selalu menanyakan bagaimana akses web mereka dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan bisnisnya," tambah Darren.

Selain aktif memonitor perkembangan web klien, Darren mengaku tak pelit dalam pemanfaatan keyword. Penyedia jasa sejenis biasanya mengenakan charge per keyword, sementara Darren menawarkan sistem paket dengan harga lebih hemat. Bukan sekedar masalah harga, cara yang dipilih Darren ini membuat sistem SEO yang diterapkan lebih maksimal.

Kepuasan pelanggan ini kemudian yang membuat Darren mendapatkan promosi getok tular secara gratis. Hal tersebut tentu saja berimbas terhadap bisnis Darren. Tahun 2013 lalu Darren mengaku omzetnya cukup menyenangkan, lebih dari Rp 300 juta dalam satu tahun.

Sebuah angka yang lumayan menggiurkan tentunya, karena modal Darren hanyalah akses internet. Dia sekarang bahkan sudah mempunyai dua orang yang partner yang membantu, karena dia sudah tak bisa mengerjakan sendiri order yang masuk padanya. Darren berharap tahun ini bisnis terus bertumbuh dan bisa naik paling tidak 60% tahun ini.
SOURCE : CIputraentrepreneurship